Pada tahun
2011, sebanyak 8,3% dari total GDP Indonesia dihasilkan oleh industri
pariwisata Meningkatnya sektor pariwisata di dunia, tenaga professional di
bidang ini semakin diperlukan. Bali salah satunya memainkan peranan penting di
industri pariwisata dunia.
Pulau dengan keindahan alam dan keunikan budayanya
ini menjadi salah satu pilihan utama bagi manajemen hotel international dalam
rangka mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Berbicara
tentang pariwisata, tentunya tidak dapat dipisahkan dari industri kulineri.
Bahkan dari tahun ke tahun, industry ini merupakan salah satu hal yang turut
mendongkrak pariwisata di Bali. Sayangnya, pertumbuhan kuliner di hotel dan
restaurant di Bali, belum diimbangi dengan tersedianya SDM professional dan
handal.
Menyadari besarnya kebutuhan tersebut, Bali
Culinary Pastry School bekerjasama dengan Dusit Thani College, Thailand dengan
tujuan memberikan peluang bagi masyarakat Indonesia untuk mengembangkan
keahlian memasak agar siap pakai sebagai tenaga professional di bidang
kulineri.
“Kami
tertarik untuk menolong setiap orang menemukan potensi dalam dirinya. Ketika
mereka melakukan yang terbaik, akan ada kesempatan karir lebih baik menanti mereka,”
ungkap M. Ariani Siswanto, Founder Bali Culinary Pastry School.
Kurikulum
yang digunakan Bali Culinary Pastry School disesuaikan dengan ASEAN Common
Competency Standard for Tourism Professional (ACCSTP). Melalui kurikulum ini,
siswa diharapkan dapat mengembangkan potensi dalam diri mereka sebagai seorang
professional di bidangnya untuk siap menghadapi tantangan industri, khususnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Sebanyak 80%
dari kurikulum yang akan ditempuh oleh setiap siswa, lebih menekankan pada praktek
secara langsung. Saat awal masuk, setiap siswa akan ditempatkan di sekolah
selama 3 bulan. Dengan jangka waktu tersebut siswa akan dibekali dengan
berbagai kompetensi dasar di dalam program “Commis Chef”, mulai dari
Introduction to Hospitality, HACCP, Principle of Cookery, Principle of Meat Cut
hingga Kitchen Operations, Receiving and Storage yang sangat dibutuhkan oleh
industri saat ini.
Setelah masa
studi di sekolah berakhir, siswa diizinkan masuk ke industri, baik hotel maupun
restoran. Ini merupakan titik awal dimana siswa akan diuji keahliannya. Selama
masa 6 bulan di industri hotel maupun restoran, siswa akan tetap dibawah
pantauan pihak sekolah untuk memastikan bahwa mereka secara serius belajar
sesuai dengan standar kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah. Program
internship ini dirancang untuk memberikan kesempatan pada siswa agar mereka
dapat menambah pengalaman belajar sebelum pada akhirnya mereka terjun sebagai
seorang professional di industri kulineri.
Selain
kurikulum yang setara dengan standar ASEAN, Bali Culinary Pastry School turut
menunjang pengalaman belajar siswa dengan fasilitas pendidikan dengan standar
industri internasional. Di antaranya adalah Kitchen Lab, Pastry & Bakery
Lab, Demo Cooking Lab, Beverage Lab, Practical Lab, hingga Café Lab yang
umumnya digunakan untuk Food and Beverage Service.
Seluruh
usaha keras ini dikerjakan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi setiap
siswa sebelum menghadapi industri kulineri yang sebenarnya. Ketika pertama kali
mereka berada di sekolah, siswa tidak memiliki pengalaman sama sekali di bidang
ini. Seiring berjalannya waktu, kerja keras untuk terus belajar membuat mereka
menjadi lebih siap untuk terjun ke industri. Kini, Bali Culinary Pastry School
telah mengirimkan 4 angkatan ke industri, seperti Fairmont, Ritz Carlton,
Sheraton, Metis Restaurant Lounge & Gallery dan beberapa hotel lainnya
untuk menjalani proses internship. Proses ini diharapkan dapat menambah
pengalaman belajar siswa untuk dapat mencapai tujuan akhir mereka sebagai seorang
Chef Profesional.
Selanjutnya,
Bali Culinary Pastry School kembali membuka penerimaan siswa baru untuk
angkatan yang ke-5 pada program Commis & Demi Chef yang akan dimulai
pembelajarannya pada 9 Januari 2017 mendatang. Program Pastry & Bakery juga
kembali dibuka secara intensif selama 16 hari berturut-turut pada 5-23 Desember
2016.